Pages

Oct 31, 2004

Memiliki Setelah Kehilangan

Kadangkala, kita tidak merasa memiliki sesuatu, sampai pada suatu saat sesuatu tersebut hilang. Kalau kata orang yang ngomong bahasa inggris, 'we just take it for granted'.

Kalau kata Joni Mitchell:
...That you don't know what you’ve got
‘Til its gone ...
(Big Yellow Tax)

Sewaktu kita demam, badan meriang panas dingin, langsung deh, ngerasa banget betapa enaknya kalau sedang sehat. Tapi pas sedang sehat, kita sering mengabaikan jam makan yang teratur, waktu tidur yang cukup atau sedikit olahraga rutin.

Siapa yang pernah sakit gigi? Apa bener lebih baik sakit gigi daripada sakit hati? *ini maksudnya sakit hati perasaan, lho. Bukan sakit hati lever :)* Kayaknya, yang ngarang lagu dangdut itu, belum pernah sakit gigi. Nah, pas sedang sakit gigi, langsung deh menyesal, kenapa gak pernah rutin bersihin karang gigi, kenapa gak rutin datang untuk menganga di kursi singgasana pasiennya dokter gigi. Baru berasa punya gigi, setelah sakit gigi! *beneran!*

Saat merantau ke negeri orang, jauh dari keluarga, baru terasa bahwa orang tua kita punya perasaan sayang luar biasa kepada kita. Baru menyesal kenapa sering marah-marah dan ngomel-ngomel kalau dinasehati oleh ortu. Baru menyesal kenapa sering males pijetin ortu pulang kerja. Baru berasa enaknya jadi 'anak', setelah pergi jauh untuk jadi 'orang'.

Aku nulis ini, ya masih dalam rangka shock Niang Agung meninggal. Tadi terima email dari adik bungsuku, dia merasa sedih sekali karena katanya sewaktu di Bali (adikku ini tinggal di Bandung, sejak kuliah di FSRD ITB), dia jarang sekali pulang ke Bangli. Barangkali dia juga merasa kehilangan 'sesuatu' yang tadinya tidak dirasa dimilikinya. Rasa memiliki itu muncul justru setelah kehilangan.

Apa saja yang kita miliki sekarang? Coba buat daftar, dari yang ada di diri kita sendiri sampai yang di sekeliling kita. Sadarkah kita, betapa banyak yang kita miliki? Bersyukurlah. Hargailah. Jangan sampai baru sadar memiliki, setelah kehilangan.

No comments: