Pages

Dec 29, 2005

Uneg-unegku Hari Ini

Aku lagi kesel….

*bukan, ini bukan gejala PMS*

Kesel gara-gara baca koran Bali Post.

*ya, aku sebut aja nama korannya. Tidak pakai inisial. Biar sekalian tahu, aja*

Bali Post hari ini, tanggal 29 Desember 2005. Halaman 14. “Nama jalan di Bali agar berbau Bali. Ini juga untuk menjaga agar ajeg Bali tetap ada.”

OMG!!!

Jadi supaya Bali tetap lestari (ajeg artinya lestari. Kira-kira begitulah), semua nama jalan berbau Bali, ya?

Seperti apa sih, nama yang berbau Bali itu?

Jalan Ketut?

Jalan Bali?

Jalan Sing ken-ken?

Atau, mungkin maksudnya, memakai nama berbahasa Sanskerta?

Jalan Nirmala Trisna?

*hehehehe. Namaku memang berasal dari bahasa sanskerta. Artinya cinta yang suci. Suit..suit*

Apakah dengan memberi nama jalan yang berbau Bali, otomatis akan membuat citra Bali lebih baik? Walaupun di jalan tersebut, sampah rumah tangga berserakan di jalan, dikerubungi lalat, tikus dan kecoak. Walaupun di jalan tersebut, krama (artinya warga) banjar (ini adalah organisasi masyarakat khas Bali), terutama yang muda, lebih suka nongkrong di bazaar amal, dengan musik hingar bingar. Apakah sedangkal itu melestarikan Bali dengan memberi nama jalan dengan nuansa Bali?

Mungkinkah, wacana tersebut, jika disetujui, akan mendatangkan sejuta proyek untuk orang tertentu. Bayangkan, merombak penamaan jalan di seluruh Bali!

Kalau betul nama-nama jalan di Bali akan diganti, bayangkan betapa repotnya sebuah kantor atau rumah tangga mengatasi implikasinya. Harus melapor ke bank, kartu kredit, telepon seluler, dll, supaya mengganti alamat penagihan. Kantor pos juga harus punya daftar lengkap nama-nama jalan yang diganti. Beh….(ini adalah seruan khas orang Bali). Kenken ne…(artinya, gimana nih!)

Pertanyaan yang terus menggelitiki benakku adalah: kenapa hal-hal yang di permukaan yang terlebih dahulu digarap dalam rangka ‘Ajeg Bali’? Bukankah lebih baik jika jalanan tersebut, entah berbau apa namanya, tidak dikotori sampah berkubik-kubik? Akan lebih baik jika ada ajakan mendisiplinkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan. Bali akan lebih asri dan lestari jika ada kampanye menanamkan pola pikir bahwa kebersihan lingkungan adalah cermin bersihnya jiwa dan raga.

Setuju, gen, nah!

2 comments:

andersonite said...

BP kan cuma mengutip usulan orang. Nah orangnya ini siapa? Kalau cuma kroco, ya kemungkinan besar usulnya tidak akan diimplentasikan.

nirmalatrisna said...

Thanks,for the comment. Betul, itu cuma kutipan usulan orang-orang, tepatnya pendengar Radionya BP yang punya ajang ngobrol spt ini on-air. Anehnya, (atau bagusnya?), obrolan dari kroco tsb, diringkas dan dimuat di BP, dan dijadikan judul artikel, lalu sempat pula ditanggapi oleh bbrp pejabat di harian yang sama keesokan harinya. Beginilah keadaan Bali saat ini. Saat globalisasi, identitas Bali yang dikhawatirkan akan hilang, dicoba untuk direstorasi dengan mengangkat tema besar 'Ajeg Bali'.
Well, walaupun kemungkinan besar tidak diimplementasikan, usulan yg tak realistis spt itu, sebaiknya tidak dimuat di Media, krn bisa memancing opini publik, yang jg mempengaruhi keadaan sosial di Bali. Gitu deeeeh....Tengkyu gen nah!